Powered By Blogger

Kamis, 17 Februari 2011

SEKILAS TENTANG PARADIGMA


SEKILAS TENTANG PARADIGMA

A.      Asal Kata Paradigma

Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola; bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan.
B.      Pengertian Paradigma
Istilah paradigma memiliki beberapa pengertian seperti menurut Wikitionary Indonesia, kamus bebas berbahasa Indonesia. Paradigma adalah kumpulan masalah atau ide yang menguatkan suatu keinginan.                 
Pengertian paradigma menurut etimologis adalah model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir sedangkan menurut terminologis adalah pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang mestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan.
Pengertian paradigma menurut kamus filsafat adalah:
1.    Cara memandang sesuatu
2.    Model, pola, ideal dalam ilmu pengetahuan. Dari model-model ini fenomena dipandang dan dijelaskan.
3.    Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan suatu study ilmiah kongkrit dan ini melekat di dalam praktek ilmiah pada tahap tertentu.
4.    Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.
Menurut Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (Ahmad Sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Dalam “The Structure of Science Revolution, Kuhn menggunakan paradigma dalam dua pengertian. Di satu pihak paradigma berarti keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat ilmiah tertentu. Di pihak lain paradigam menunjukkan sejenis unsur dalam konstelasi itu dan pemecahan teka-teki yang kongkrit yang jika digunakan sebagai model, pola , atau contoh dapat menggantikan kaidah-kaidah yang eksplisit sebagai dasar bagi pemecahan permasalahan dan teka-teki normal sains yang masih tersisa. Paradigma merupakan suatu keputusan yudikatif dalam hokum yang tidak tertulis.
Secara singkat pengertian paradigma adalah keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai dan teknik yang dimiliki suatu komunitas ilmiah dalam memandang sesuatu (fenomena). Paradigma membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus diikuti dalam menginterprestasikan jawaban yang diperoleh.
Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang ilmuan selalu bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah dibangun berdasarkan paradigma dasar. Melalui sebuah paradigma seorang ilmuan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang lahir dalam kerangka ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik terhadap ilmu tersebut.
C.       Paradigma Lahir Menurut Zamannya
Setiap paradigma yang muncul adalah diperuntukkan mengatasi dan menjawab teka-teki atau permasalahan yang dihadapi pada zaman tertentu. Jika mengikuti pendapat Kuhn, bahwa ilmu pengetahuan itu terikat oleh ruang dan waktu, maka sudah jelas bahwa suatu paradigma hanya cocok dan sesuai untuk permasalahan yang ada pada saat tertentu saja. Sehingga apabila dihadapkan pada permasalahan berbeda dan pada kondisi yang berlainan, maka perpindahan dari satu paradigma ke paradigma yang baru yang lebih sesuai adalah suatu keharusan.
Menurut Kuhn, tidak ada paradigma yang sempurna dan terbebas dari kelainan-kelainan (anomali), sebagai konsekwensinya ilmu harus mengandung suatu cara untuk mendobrak keluar dari satu paradigma ke paradigma lain yang lebih baik.
D.      Penutup
Di liahat dari berbagai pandangan mengenai paradigma, paradigma merupakan titik awal untuk menjawab anomali-anomali yang berkembang, dan paradigma akan berbeda sudut pandangnya sesuai disiplin ilmu yang mendukungnya.
Setelah membaca, mempelajari serta memperhatikan penjelasan dari Prof. Dr. Endang Sumantri, M. Ed dalam perkuliahan “Kajian paradigama ilmu, sosial dan pendidikan, maka saya berkesimpulan bahwa paradigma adalah serangkaian proses kegiatan yang terus menerus dan berkelanjutan dalam memecahkan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi dengan cara yang kreatif, penuh kesadaran, pemikiran positif, kompeten serta mencari solusi atau perbaikan untuk mencapai kesempurnaan.

1 komentar: